0 Maju tak gentar...ku bela yang bayar

“Maju tak gentar ku bela yang bayar”, Mungkin slogan itulah yang pas untuk profesi pengacara yang katanya adalah para penegak/pembela kebenaran?. Aku kecewa dan tak mudah percaya dengan sangat terhadap orang-orang yang dedikasi kerjanya berstatus sebagai pengacara. Selama ini aku melihat peristiwa di sekitarku tentang kaitannya dengan artikel yang aku bahas pada postingan kali ini meski tak pernah benar-benar kualami pada diriku sendiri. Banyak sekali kasus-kasus yang menyalahi aturan hukum yang sudah ditegakkan dengan aktor-aktor yang sudah jelas terlibat bersalah didalamnya. Namun tidak habis dipikir saat institusi hukum memberikan penetapan status terhadap orang-bersalah itu, entah masih berstatus saksi ataupun terdaksa (namun sudah jelas ia adalah tersangka) ada-ada saja kelakuan para pembelanya (pengacara) yang sebelumnya ia (tersangka) tundukkan dengan sejumlah nominal harta. Aku sendiri sih masih kurang tahu menahu soal yang namanya hukum, tapi aku adalah orang normal yang masih bisa berpikir walau boleh dikatakan masih cukup kampungan. Bisa kita lihat bersama, berita yang sering tanpa sengaja aku jumpai dalam berbagai sumber media yaitu perbuatan-perbuatan melangggar hukum yang melibatkan orang-orang berduit atau pejabat-pejabat. Dengan sedikit atau banyak sangkalannya yang dibantu oleh asisten penyangkalnya yang pada awalnya untuk mengulur waktu yang walau pada akhirnya menjadi tersangka. Namun tidak sedikit dia yang jelas bersalah kemudian dinyatakan tidak melakukan penyimpangan karena ocehan si pembela atau karena kurangnya bahan. Namun apa tidak malu tuh si pengacar kalau yang sering disebutnya klien itu akhirnya menjadi tetap menjadi tersangka. Kalau si Paijo pengacaranya sih langsung ambil pisau...ngupasin kulit mangga deh. Mungkin alasan itulah yang membuatku tidak begitu suka dengan ia yang seorang pengacara (yang mengkhianati profesinya) sekalipun pengacara yang top.